Psikoanalisa Carl Gustav Jung

Oleh: Lia Nur Faizah 



https://blissphil.wordpress.com/2011/10/19/memories-dreams-reflections-cg-jung/

Menulis ulang tulisan Muhammad Hamse Mahasiswa Fakultas Adab dan Ilmu Budaya yang menulis tentang psikoanalisa Carl Gustav Jung

Dalam tulisannya mengandung banyak hal yang selama ini kita sulit pahami, sebab terlalu banyak teori-teori psikoanalisa yang rumit dan terlalu padat pembahasanya. Teori Jung ini dikemas dalam bentuk esai yang sederhana dan mudah dipahami.

Analisis diri atau kita biasa menyebutnya dengan Andir merupakan salah satu materi pendukung dalam suatu organisasi, selama ini kita selalu dituntut untuk mengetahui, menganalisa dan memahami diri sendiri, dari berbagai perspektif dan teori psikoanalisa, Sigmund Freud, Al-ghazali, dan teori SWOT pasti sudah tidak asing di telinga kita, tetapi apakah kita akan berhenti di titik itu saja untuk memahami keadaan diri, karena ini menyangkut privasi manusia, serta hubungan intern dan ekstern dalam struktur psikologi.
Tulisan sederhana ini sebenarnya anti-tesa dari pemikiran-pemikiran Freud mengenai konsep Id, Ego, Super Ego, dan juga tafsir mimpi kejiwaaannya yang dituangkan dalam buku Interpretation of Dreams. Teori psikoanalisa freud semasa ia hidup, tidak banyak yang mengkritik, dan justru menyetujui pemikirannya, hingga muncul seorang tokoh psikoanalisa muda yang sangat dikagumi Freud dan diramal akan mengikuti jejak pemikirannya, namun dugaan itu sepenuhnya melenceng, justru ia yang secara terang-terangan mengkritik dan menjadi rival Freud, pemuda itu bernama Carl Gustav Jung.
Carl Gustav Jung, biasa dipanggil Jung, lahir pada tanggal 26 juli 1875 di kesswil, sebuah kota di Danau Costance Swiss. Jung besar dalam lingkungan keluarga yang dekat dengan agama. Ayahnya dikatakan sebagai pendeta dan pejabat dalam pendirian Gereja Swiss sementara ibunya adalah anak dari ahli teologi, empat paman Jung dari pihak ayah dan dua dari pihak ibu adalah Pastur.

Jung Ketika berusia 6 tahun diajari ayahnya bahasa latin, ia pada akhirnya pandai dalam bahasa, ia bisa membaca bahasa sansekerta, bahasa asli kitab suci umat Hindu. Jung menempuh pendidikan jurusan kedokteran di Universitas Basel, setelah memeperoleh gelar kedokteran, ia memfokuskan karirnya pada bidang psikiatri. Ia memahami bidang ini sebagai  bidang yang berurusan dengan fenomena subjektif dan menulis buku yang berjudul Memories, Dream, Reflection. Jung sempat magang menjadi asisten Eugene Bleuler di Rumah Sakit Jiwa Borgholtzli di Zurich.
Sebelum Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis dan metode terapinya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama psikoanalitik, dan secara konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan Freud (Jung, 1913). Dasar-dasar teori psikoanalitik Jung antara lain :
Teorinya disebut psikoanalitik, karena mendasarkan ketidak sadaran jiwa, tetapi mempunyai banyak perbedaan dengan teori Freud.

Jung memandang manusia dengan menghubungkan teleologi (tujuan) dan kausalitas (sebab-akibat).
Bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarahindividu dan rasnya (kausalitas), tujuan-tujuandan aspirasi (teleologi). Jadi faktor masa lalu dan masa yang akan datang berpengaruh pada tingkahlaku manusia.
Bahwa tingkah laku manusia dibimbing baik olehmasa lalu sebagai aktualitas dan masa yang akandatang sebagai potensialitas.
Kepribadian manusia dipandang sebagai prospektif, dalam arti bahwa Jung melihat kedepan kearah garis perkembangan pribadi di masa depan, danretrospektif dalam arti dia mempertahankan masalampau. Dalam hal ini Jung menyatakan bahwa “Orang hidup dibimbing oleh tujuan maupun sebab”.
Penekanan Jung pada masa depan, menyebabkan teorinya berbeda dengan teori Freud, yang menekankan pada masa lampau dan motif  atau insting sebagai sebab utama tingkah laku manusia.
Jung menganggap, bahwa ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif, pencapaian kearah kesempurnaan dan kepenuhan serta kerinduan lahir kembali.
Teori kepribadian Jung berbeda dengan teori–teori lainya karena ia menekankan pada dasar–dasar ras, dan filogenetik kepribadian.
Dengan dasar–dasar diatas Jung berpendapat bahwa kepribadian individu adalah produk dan wadah sejarah leluhurnya.

Dasar-dasar kepribadian bersifat arkais, primitif, bawaan, tidak sadar dan mungkin universal.
berbeda dengan psikoanalisa Freud, yang menyatakan bahwa asal-usul kepribadian manusia berasal dari masa kanak-kanak.kerangka kepribadian  dasar telah terbentuk pada umur lima tahun,  Sedangkan menurut Jung asal–usul kepribadian adalah ras, yang secara turun-temurun berasal dari leluhur manusia. Bayi lahir di dunia telah mewarisi kecenderungan-kecenderungan dari leluhurnya, dan kecenderungan ini membimbing tingkah lakunya, dan sebagian menentukan apa yang disadari, dan diresponnya di dalam dunia pengalaman ini. Jung menyebutkan adanya kepribadian kolektif yang di bentuk sebelumya oleh dasar ras dan secara selektif menjangkau dunia pengalaman dan diubah serta diperkaya oleh pengalaman-pengalaman yang diterimanya. Jadi, kepribadian individu itu merupakan hasil daya batin yang mengenai dan dikenai daya dari luar.

Individuasi adalah inti ajaran Jung, Individuasi adalah kemungkinan yang terdapat dalam spesies manusia dan pada setiap orang denganpsike individual dapat mencapai perkembangan yang lengkap dan utuh.keseluruhan kepribadian menurut Jung, terdiri dari tiga sistem yang saling berhubungan yaitu:
Kesadaran, pusat kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan, pikiran, dan perasaan. Ego inilah yang memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkunganya.
ketidaksadaran pribadi (personal uncuciousness), terdiri dari pengalaman pribadi, harapan-harapan dan dorongan yang pernah disadari tetapi tidak dikehendaki oleh ego sehingga terpaksa didorong masuk ke ketidaksadaran.

ketidaksadaran kolektif (collective unconsciousness), adalah sistem yang sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan bekerja sepenuhnya di luar kesadaran orang yang bersangkutan yang mengandung pengalaman-pengalaman dari generasi sebelumnya yang terakumulasi, termasuk nenek moyang kita. Pengalaman-pengalaman evolusioner yang universal ini membentuk dasar kepribadian.
Komponen-komponen ketidaksadaran kolektif ini disebut arketipe(archetype). Arketipe adalah kecenderungan yang diwarisi di dalam pikiran tak sadar kolektifyang membuat seseorang bertingkah laku sama seperti nenek moyang mereka ketika berhadapan dengan situasi yang sama.

Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah :
a. Persona
Persona merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypesendiri.
b.Anima & Animus
Anima & Animus Merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadapsifat bisexual manusia. Anima Adalah archetype sifat kewanitaan/feminine pada laki-laki, sedangkan Animus Adalah archetype sifat kelelakian/maskulin pada perempuan.
c.Shadow
Shadow Adalah archetype yang terdiri dari insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.
d. Self
Yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self  membimbing manusia kearah self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.
Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert  dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling,sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
  • Thinking ekstrovert: Hidup mengikuti peraturan yang pasti, objektif dan dingin,pemikirannya positif dan dogmatik.
  • Feeling ekstrovert; Emosional dan sangat menghormati otoritas dan tradisi, mudah bergaul dan mencariharmoni dengan dunia.
  • Sensing ekstrovert: Mencari kesenangan, riang, mudah menyesuaikan diri, secara konstan mencari pengalaman-pengalaman sensoris yang baru, sangat tertarik pada makanan yang baik dan seni,sangat realistis.
  • Intuition ekstrovert: Keputusan dilandasi oleh penelusuran dan bukan fakta, sangat mudah berubah dan kreatif, tidaktahan dengan satu ide yang terlalu lama, lebih suka beralih dari satu ide ke ide yang lain, sangatmengenal unconscious dirinya
  • Thingking introvert:Sangat menghargai privasi, terhambat secara sosial dan penilaiannya buruk, merupakan seorang intelek yang mengabaikan segi praktis dalam kehidupan sehari-hari.
  • Feeling introvert:Pendiam, pemikir, sangat peka, kekanak-kanakan, tidak mempedulikan perasaan dan pendapat orang lain, emosi berkurang.
  • Sensing introvert: Kehidupannya hanya diarahkan oleh apa yang terjadi, artistik, pasif dan kalem. Menghindari “Human Affair” karena dia juga lebih mempedulikan apa yang terjadi.
  • Intuition introvert: Aneh, eksentrik, suka menciptakan ide baru tapi aneh, sulit dimengerti oleh orang lain tetapi tidakmenjadi masalah, hidupnya dipengaruhi oleh pengalaman subjektif.

Psikoanalisa C.G.Jung bertujuan untuk mengenal diri sendiri secara lebih dalam, aspek apa saja yang membentuk kepribadian, bagaimana tingkah laku dan respon kita menghadapi isu sosial, semua itu dikategorikan dari sifat Introvert dan Ekstrovert, meskipun dari beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya berada di kedua titik kepribadian tersebut, melainkan ada perpaduan yang membentuk kejiwaan manusia. C.G Jung berpendapat bahwa sifat dan sikap merupakan hasil evolusi dari nenek moyang yang diturunkan secara turun temurun, dan mempengaruhi kehidupan setelahnya. Dalam Psikoanalisa Jung, ia lebih menekankan kesadaran sifat pribadi, dibandingkan mengetahui sejauh mana kita berinteraksi serta mengetahui orang lain. Konsep Thingking, Feeling, Sensing dan Intuitioncara Jung memahami fungsi kepribadian yang terpendam pada setiap jiwa manusia.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Psikoanalisa Carl Gustav Jung "

Posting Komentar