Kumpulan Puisi

Karya: Nur Aini Azizah

Sumber gambar: https://pixabay.com/id/images

PUISI SATU
JUDUL: DAN LAGI

Hentak kaki tak lagi pasti
Degup jantung seiring nadi, begitu pekat menyayat hati
Alam semesta seperti berkonspirasi
Menertawakan, meniup, menerbangkan. 
Aku sendiri
Malu pada Tuhan
Sayapku patah
Seiring kata
"Tetap semangat dan jangan menyerah" 
Ribuan jarum menusuk
Memenuhi rongga dan celah
Aku menangis 
Ruangku begitu sesak dalam derai
Tentang aku yang pernah bermimpi
Berani, namun tak cukup berarti
Tentang aku, yang pernah berjuang mati-matian.. 
Dan lagi, merasa gagal.

PUISI DUA
JUDUL: BERTAHAN

Jika malam tak lagi ingin bertahan,
Lalu pada siapa aku mengadu muram?
Aku malu pada Tuhan
Jika malam tak lagi mendengarkan,
Akankah sosokmu tega hanya berdiam?
Aku hancur tak terjamah
Aku patah tak terarah
Tuhan. .beri hatiku sedikit ruang
Hingga suatu hari, tak lagi ada getar
Jika namanya terngiang
Tuhan. .beri aku sedikit ketenangan
Bahwa tanpanya, aku harus bertahan.

PUISI TIGA
JUDUL: SESAL

Kau tau bagian apa yang paling menakutkan dalam hidupmu? 
Ya, kau benar. 
Saat kau takut dengan keputusan yang kau buat sendiri. 
Saat kau kecewa dengan harapan yang kau ciptakan sendiri. 
Saat kau menyesal. 
Telah banyak membuang waktu demi kelonggaran yang tak abadi. 
Saat ini, aku sedang menjadi Sang Penakut. Yang duduk sendiri, mengurung dalam sepi. 
Duniaku terhimpit. Tak ada lagi ruang untuk mimpi. 
Sebelum kau jadi seperti aku, tolong baca ini baik-baik. 
"Jadilah dirimu yang percaya diri. Ketakutan jangan kau beri ruang. Bunuh ia pelan-pelan dengan ambisi. Dengan tekad dan semangat. Yakinlah, suatu hari kau akan jadi Sang Pemberani." 

PUISI EMPAT
JUDUL: TUAN FIKSI

Untuk jarak membentang dan angin yang bergelut masam. 
Hadirmu, sirna bersamaan dengan bayangan. 
Kita, baru saja berpapasan.
Dan aku membeku, menatap punggungmu tak lagi tersapu pandangan. 
Engkau menghilang seiring dengan banjir bandang dipipiku. 
Tolong, jangan jauh-jauh. 
Pergilah untuk mengerti, yang kau cari ada disini.
Ia bermain dengan jari-jari.
Menulis berjuta kata sendu yang tak pernah kau tau. 
Ia menjelajahi puisi.
Mencintaimu melalui imajinasi fiksi.
Kamu adalah bulan.
Dan ia adalah yang merindukan.
Jadi tuan,?
Izinkan aku mendekapmu, dalam bayang-bayang. 
Sebatas penyair dan tokoh fiksinya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kumpulan Puisi "

Posting Komentar