Revolusi Arab Raya dan Terusirnya Bani Hasyim Sebagai Penguasa Kota Suci


 Oleh:Ahmad Arya Atho'illah

Mungkin diantara kita banyak yang bertanya tanya sebelumnya kenapa yang menguasai Arab bukan Bani Hasyim?kenapa dinamakan Saudi Arabia?darimana asal kata Saudi?
Yap sebelumnya memang benar bahwa Bani Hasyim lah (keluarga Rasulullah SAW) yang menguasi dan memerintah daerah Hijaz yang meliputi dua kota suci Mekkah dan Madinah.sementara itu Bani Saud yang memerintah daerah  Najd.

 

(hijaz Archives - MINEWS.ID)

 
Semuanya berawal ketika mendekati WW 1 (perang dunia 1) dimana saat itu Hijaz masih dibawah naungan Turki Ottoman.pada saat itu Ottoman sibuk melakukan modernisasi agar tidak tertinggal dengan barat yang sebelumnya banyak yang memukulinya seperti rusia merampas Krimea dari Ottoman,Inggris merebut Mesir,dan Perancis yang mencaplok daerah Magrib.Modernisasi di Ottoman diperkasai oleh revolusi Turki muda pada tahun 1908 yang mengubah system pemerintahan dari Monarki Absolute ke Monarki Konstitusional.
Syarif Husein (dari bani hasyim yang  sama dengan Rasulullah) gubernur Hijaz yang mewakili Ottoman saat itu beranggapan bahwa di bawah naungan Ottoman tidak lagi menguntungkan di karenakan berbagai factor:
1.Permasalahan Ottoman atas tanah suci ,perlu diketahui bahwa Ottoman mewarisi Kekhalifahan dari Dinasti Mamluk yang sebelumnya  dari Dinasti Abbasiyah saat masa Sultan Selim I tahun 1517.sementara itu ada Hadist yang mengatakan kepemimpinan umat Islam tak boleh keluar dari suku Quraisy.sedangkan Ottoman bukan suku Quraisy.dan Syarif Husein adalah suku Quraisy dan merasa bahwa ia berhak.
2.Kemunduran Ottoman yang di dipicu oleh penetrasi kebudayaan modern. Terkepung oleh kemajuan Eropa,yang berakibat mulai Surutnya Ketangguhan dan pengaruh Ottoman.
3.Mayoritas para pejabat (Pasha dan Bey Ottoman) adalah para muallaf keturunan Eropa atau Balkan yang diambil melalui proses Devsirme (yaitu pengambilan anak laki-laki non muslim sebagai bentuk pajak dan dijadikan tentara Elite).bahkan pernah gubernur Madinah dijabat oleh orang Bulgaria Fakhrettin Pasha.dan orang Arab merasa terdiskriminasi.
Oleh karena itu Syarif Husein mengajak untuk tidak mengikuti anjuran Ottoman yang mengajak berjihad melawan Inggris dan Perancis.dan mendeklarasikan perang terhadap Ottoman pada 8 juni 1916.
Tentu saja Raja Inggris Georg Friedrich Ernst Albrecht von Sachsen Coburg Gotha saat mendengar itu sangat senang dengan keinginan Hijaz untuk melepaskan diri.Jika Hijaz memberontak maka Ottoman akan dikepung di utara melawan Rusia di selatan Hijaz.
Raja Georg kesal kepada Ottoman karena dekat dengan sepupunya sendiri yaitu Kaisar Jerman Friedrich Wilhelm Viktor Albert von Hohenzollern yang membantu Ottoman membuat rel kereta dari Berlin ke Baghdad dan Damaskus ke Hijaz yang mempermudah jamaah Haji,padahal Inggirs kala itu sedang mengincar minyak yang ada di Iraq
Keputusan Syarif Husein itu adalah hasutan dari Intelejen Inggris bernama T.E Lawrence yang berpengalaman di Timur Tengah dan menguasai berbagai Bahasa termasuk Arab. Syarif Hussein juga melakukan korespondensi dengan Letkol Sir Henry Mcmahon, Komisaris Besar Inggris di Mesir. McMahon berjanji bahwa Sharif Hussein akan dilantik menjadi Khalifah seluruh Tanah Arab apabila mau membantu Inggris melawan Ottoman dan Jerman.
Dirakeranakn taktik Lawrence dan Mcmahon,pasukan Syarif Husein mulai menyerang Damaskus yang dipersenjatai oleh Inggris dan berhasil ditaklukan.Gubernur di Damaskus dan Jenderal Jerman yang saat itu menjaganya pun melarikan diri.Hijaz merdeka pada 1918.

 


Apakah Hijaz setelah itu Berjaya?mendapatkan Khalifah di tanah Arab?Tentu saja tidak,ternyata Inggris yang diwakili Mcmahon Ingkar Janji.yah itu tidak berbeda jauh dengan saudara sekutu mereka Belanda yang suka mengadu domba. Inggris secara rahasia pada 1916 itu juga membuat Perjanjian Sikes Piccot dengan Prancis. Isinya, wilayah Arab nanti akan dibagi dua. Inggris mendapatkan Irak, Yordania, Haifa (Israel), dan sekitarnya, sementara Prancis diberi Suriah dan Libanon. Adapun sebagian besar wilayah Palestina akan berada dalam kontrol Bersama
Bahkan, Inggris juga menandatangani Perjanjian Balfour yang isinya memberikan hak kepadaYahudi internasional untuk mendirikan negara zionis di Palestina jika Turki Ottoman sudah dikalahkan. Hal ini diberikan Inggris karena kaum zionis berhasil membujuk Amerika Serikat membantu Sekutu melawan kubu Jerman di Perang Dunia I.
Pada tahun 1919, Faisal (anak Syarif Hussein) datang sebagai delegasi Arab ke Paris Peace Conference namun aspirasinya diabaikan begitu saja oleh negara Barat.Tiada yang mengapresiasi bantuan Arab dalam melawan Ottoman.
tahun 1924, Syarif Hussein yang sedih karena ditipu Inggris, meninggal dunia. Pada tahun itu juga kekuasaan Bani Hasyim diganggu oleh Keluarga Saud yang berkuasa di Najd. Bani Saud mulai menginvasi HIjaz, mengusir Bani Hasyim dan menegakkan Wahabisme di seluruh tanah Arab, berdirilah Saudi Arabia.
Inggris tak membantu Hijaz dengan alasan tidak ingin mencampuri urusan internal Muslim.Padahal merasa jenuh dengan tuntutan mereka soal 'Khilafah'. Namun, Inggris merasa anak anak mendiang Syarif Hussein yang terusir, masih berguna untuk dijadikan penguasa boneka di bekas wilayah Ottoman, maka Inggris melantik Faisal sebagai Raja Iraq, wilayah dimana British Petroleum sedang mengeksplorasi minyak.Adapun Abdullah dijadikan Emir di Jordan yang gersang. Keturunan Abdullah masih berkuasa disana hingga hari ini..
Dan Akhirnya Timur Tengah berantakan terpecah dengan berbagai negara karena ulah barat yang saling mengadu domba tidak berbeda dengan Belanda di Indonesia.Meski tidak semuanya karena bangsa barat melainkan juga karena muslim sendiri yang kurang mempraktekan syariat Islam dengan sungguh sungguh.

REFERENSI
https://www.facebook.com/110196607258211/posts/126262298984975/?app=fbl
https://tirto.id/peran-orang-inggris-di-balik-lahirnya-arab-saudi-cjRu
https://id.wikipedia.org/wiki/Dev%C5%9Firme



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Revolusi Arab Raya dan Terusirnya Bani Hasyim Sebagai Penguasa Kota Suci"

Posting Komentar