Gagal SNMPTN Bukan Berarti Mimpimu Berakhir

Oleh: Nur Aini Azizah
Sumber gambar: orang-orang-sedih-kompasiana.com

Persembahan untuk: adik-adik SMA sederajat yang sedang berjuang. 

Ini bukan cerpen. Juga bukan petuah bijak ataupun tips-tips sukses. Mari berbagi cerita saja.

Belum lama ini, penerimaan mahasiswa baru jalur SNMPTN telah diumumkan. Betapa bahagianya oh tiada tara. Hal ini justru membuat saya teringat perjuangan satu tahun yang lalu, hingga termotivasi untuk menceritakan ini. 

Sebelumnya, saya bukan siswa paling cerdas dikelas. Juga bukan siswa paling rajin yang tidak pernah mengerjakan PR tiga puluh menit sebelum bel tanda masuk berdering. Bahkan tergolong sedikit nakal karena sering telat dan pura-pura sakit saat upacara bendera atau praktek renang wkwk. Tapi semenjak naik kelas 12 semua saya ubah. Semua hal negatif dan tidak penting saya tinggalkan. Bahkan semua teman kelas yang dulu kelas 10 dan 11 kelihatan tidak terlalu pintar pun berubah paling paham persoalan rumit matematika. Luar biasa bukan? 

Bersekolah di salah satu SMA favorit di Bantul membuat saya kadang pesimis. Apa mungkin bisa masuk kampus impian? Dan musuh terbesar saya pada saat itu, ya teman sendiri. Begitu juga kalian kan? Jangan mengira bersekolah di SMA favorit ini mempermudah masuk kampus, sama sekali tidak. Apalagi jalur SNMPTN yang menggunakan nilai raport. Guru kewalahan memilih siapa yang boleh mendaftarkan SNMPTN dan mendapat rekomendasi dari sekolah. Semua siswa kelas 12 terlihat begitu ambisius dalam belajar demi masuk jalur tanpa tes ini. Tapi lagi-lagi hanya siswa siswi terbaik dengan nilai progresif yang berhasil. 

Saya gagal sebelum bertempur dimedan perang. Jika saat ini adik-adik bersedih karena ditolak SNMPTN, dulu saya gagal karena ditolak pihak sekolah. Nilai raport saya tidak cukup progresif untuk memenuhi persyaratan SNMPTN. Saya sedih, menangis semalaman. Tapi pagi harinya saya harus menggunakan topeng dengan wajah tersenyum demi mengucapkan selamat pada teman-teman saya yang diterima. Sungguh, ini sangat menyakitkan. Pada saat pengumuman SNMPTN dan teman saya tidak diterima saya yakin itu lebih menyakitkan lagi. Lalu kami kembali berjuang untuk SBMPTN. 

Saya kembali ditolak jalur SBMPTN. Padahal saya sudah berusaha mati-matian dan tidak pernah lupa berdoa. Saya ingat sekali pada saat itu, setiap sepertiga malam saya selalu bangun, sholat berdoa dan menangis :( tapi SBMPTN masih belum menjadi rejeki saya. Sedih jika mengingatnya. Pada saat itulah saya benar-benar merasakan sakitnya ditolak PTN favorit :(

Sedikit saran untuk adik-adik semua, mohon diperhatikan. Saya rasa kesalahan saya pada saat ditolak SBMPTN adalah mengenai pemilihan program studi yang saya ambil. Jadi, tolong sadari dulu kemampuan kalian sebelum memilih. Jangan mengambil program studi yang terlalu tinggi grade nya. Sesuaikan dengan kemampuan kalian. Jangan sombong ya, jangan lupa sebelum tes pamit dan minta restu orang tua. Serahkan semua pada Allah tapi belajarnya juga jangan kendor. 

Pada saat SBMPTN saya mengambil dua jurusan dengan grade tinggi di UNY. Saya tidak sempat mendaftar UM terakhir di UGM karena batas waktu sudah kadaluwarsa. Menyesal sih pada saat itu. Tapi kemudian saya ambil semua Ujian Mandiri seluruh PTN di Jogja. UNY, UPN, dan juga UIN. Dan akhirnya diterima di UIN. Ini perjalanan panjang yang sangat luar biasa bagi saya. 

YANG PERLU KALIAN INGAT ADALAH JANGAN PUTUS ASA. JANGAN BERHENTI BERJUANG KETIKA GAGAL DAN JANGAN LUPA BERSYUKUR KETIKA SUDAH BERHASIL :)

Kalian mungkin berpikir, kata-kata USAHA TAK PERNAH MENGHIANATI HASIL adalah kata-kata bullshit. Tapi ini adalah slogan yang kini saya percaya. 

AMBIL SEMUA KESEMPATAN YANG ADA, JANGAN MENYERAH, DAN TERUS SEMANGAT! 



Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

1 Response to "Gagal SNMPTN Bukan Berarti Mimpimu Berakhir"