Kondisi Geografis Memengaruhi Warna Kulit Manusia

Oleh: Zahra Arifia Shaumi

https://stylo.grid.id/read/142014027/inilah-istilah-warna-kulit-dalam-kecantikan-sudah-tahu-belum?page=all

Warna kulit manusia, selain dipengaruhi oleh faktor genetik juga dipengaruh oleh kondisi geografis. Warna kulit manusia penduduk wilayah tropis cenderung menjadi lebih gelap. Karena wilayah tropis lebih beresiko terpapar radiasi sinar UV yang berbahaya. Hal itu menjadikan tubuh memproduksi lebih banyak melanin untuk menangkal efek buruk dari sinar UV.

Sedangkan warna kulit manusia penduduk wilayah subtropis cenderung lebih cerah, sebab mereka lebih jarang terpapar sinar UV, akibatnya mereka tidak terlalu banyak memproduksi melanin.

Jadi, apa itu melanin dan pentingnya bagi manusia?

Warna kulit manusia dipengaruhi oleh produksi melanin dalam tubuh. Melanin adalah pigmen berwarna cokelat gelap hingga hitam yang diproduksi oleh sel melanosites. Melanin ini berguna untuk menjaga kulit dari paparan sinar UV yang menyebabkan kanker kulit.

Kemudian, apakah warna kulit manusia bisa berubah?

Berdasarkan temuan para ilmuwan ternyata hormon esterogen dan progesteron bisa memengaruhi warna kulit. Esterogen bisa membuat warna kulit menjadi lebih gelap, sedangkan progesteron bisa membuat warna kulit menjadi lebih cerah. 

Lalu bagaimana dengan warna kulit orang Indonesia?

Untuk kita orang Indonesia yang tinggal di sekitar Khatulistiwa, cenderung memiliki kulit berwarna sawo matang, hal ini ternyata berguna untuk menangkal paparan sinar UV yang cenderung lebih banyak. Maka dari itu kita perlu bersyukur dan menemukan kriteria kecantikan kulit yang sesuai dengan tempat tinggal kita. Karena cantik tidak harus putih.


Sumber: 

Reni, Utari. 2020. Warna Kulit Manusia Bisa Beragam Karena Ini. Sehatq.com. Diakses pada 29 Juni 2020.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kondisi Geografis Memengaruhi Warna Kulit Manusia"

Posting Komentar