Sosialis Kapitalis Dalam Menghadapi COVID-19

Oleh : Ahmad Arya A.
Pertama tama artikel ini tidak pernah bertujuan menyingung SARA atau menunjukan mana yang baik atau buruk melainkan .hanya bertujuan untuk menyampaikan informasi dan pendapat dan diambil positifnya.

Corona Virus saat ini mewabah di dunia dan berbagai negara sampai WHO menyatakan bahwa tidak ada tempat yang aman.memang sudah lebih dari 100 negara yang terkena sejauh ini hanya 15 negara yang dilaporkan belum menginfokan kasus.pembahasan utamanya Kenapa negara Kapitalis Amerika,Inggris,Italia kewalahan porak poranda dalam menghadapi COVID-19?sementara negara Sosialis Komunis seperti China,Vietnam,sampai Kuba perlahan lahan mengendalikan dan keluar dari krisis dan mulai membantu negara lain.
Ambil saja seperti Donald Trump mengumujmkan lockdown kota New York tetapi tidak berselang lama ia menarik kembali pengumumannya karena banyak gubernur dan warganya yang menentang keputusannya.Perlu diketahui sebelumnya bahwa New York merupakan pusat penyebaran pandemi di negeri Paman Sam sebelumnya ada lebih dari 53.00 kasus dan menelan 672 jiwa itu merupakan sepertiga dari keseluruhan Amerika.Mengkarantina kota New York tidak semudah atau segampang itu yang merupakan pusat Global dunia perdagangan dan keuangan.Jauh dari Ghana yang mana Presidennya dapat dengan mudah mengatakan ‘mudah untuk mengembalikan ekonomi,tapi tidak ada acara menghidupkan orang meninggal”.ya itu memang benar.

Tapi kota ini bukan hanya menjalankan ekonomi Amerika tetapi juga dunia.jika aktivitas di kota New York terhenti ekonomi dunia bias perlahan runtuh dan akan banyak orang yang menderita  tidak jauh kalah dengan wabah virus ini.orona Virus telah menyadarkan dunia negara Super Power pun bisa sampai kewalahan.Virus berukuran kecil ini sanggup mengacaukan pertahanan negeri Sekuat Amerika.memaksa penduduknya untuk tinggal dirumah,memberi bahan kritikan dan hujatan kepada pemimpin atau presiden negara.Virus kecil ini memaksa Donald Trump memohon ke Xi Jinping meminta kerja sama dalam menanggulangi pandemi.Sebelumnya Trump dan AS banyak menghujat Pemerintah China sampai sempet memanas dan sekarang terpaksa memohon.bagi yang paham bagaimana arogansi pemimpin negeri yang memenangi WW,Cold War memimpin dunia selama beberapa decades.sampai memohon ke negara lain.
Negara maju pembuat Ferari seperti Italia pun keropos dalam melawan Virus kecil tersebut.Inggris yang pernah mengendalikan banyak negara pun loyo,begitu juga Spanyol,France,Jerman sampai Timur Tengah Saudi Arabia dan Iran yang memilih damai dan mengalihkan untuk mengatasi virus.

Awalnya banyak negara yang meremehkan dan akhirnya shock bahwa serangan wabah virus tersebut sedemikian kuat.COVID-19 menyerang bagian lemah negara yaitu Sistem Kesehatan yang melindungi penduduknya.virus ini menyerang system kesehatan sementara ini banyak negara yang berlomba mengembangkan nuklir,persenjataan,strategi militer,benteng yang kokoh. Kemajuan dan kehebatan sebuah negara bukan hanya dinilai dari hebatnya Angkatan perangnya,kuatnya perekonomia,banyaknya Gedung pencakar langit.termasuk Kesehatan dan Pendidikan yang menjadi payung bagi kehidupan penduduknya dari wabah penyakit.

Contoh saja dari negara kecil seperti Kuba yang berediologi Sosialis Komunis.Saat Kapal MS Braemar Inggris akan berlabuh tapi ditolak oleh Amerika karena dikuatirkan membawa Virus.Kuba malah menerima mereka kemudian merawat semua penumpang yang terpapar virus.Tidak hanya itu Kuba juga mengirim ahli medisnya ke Italia.Jika dilihat dengan kacamata ekonomi kapitalisme Kuba memang tidak kaya.tpi negara itu memiliki layanan kesehatan yang preventif sampai ke tingkat desa yang paling dasar penyakit apapun dideteksi sebelum menghantam system pusat kesehatan nasional.

Kuba menyediakan satu dokter untuk 100 kelarga,untuk selalu memantau kesehatan warganya.para dokter selalu disiapkan di puskesmas secara tertaur dan rutin oleh negara.Kuba tidak suka memainkan atau menguji nuklir.tapi lebih memilih focus ke kesehatan.dan menjadi rujukan bagi negar negara lain di sekitarnya bahkan warga Amerika dating ke Kuba karena percaya dengan kualitas dokternya.meski negara ini merupakan negara komunis embargo Amerika.

Virus ini mengajarkan bahwa negara sejahtera dan demokratis ternyata juga bisa keropos.sementara negara yang dianggap otoriter malah punya daya tahan dalam menghadapi wabah.contoh saja China,Singapura,Vietnam dan Kuba.Negara berhaluan komunis justru sanggup mengontrol pergerakan warganya.negara komunis hak rakyat terbatas dan sepenuhnya diatur pemerintah jadi jika atas mengatakan A maka sampai bawah pun akan sampai A.Sebaliknya negara negara demokrasi kewalahan untuk menahan dan mendisiplinkan aturan kepada warganya sebab warga mempunya kebebasan,hak asasi,hak suara yang dijunjung..Di Italia orang orang masih memenuhi bar,kafe dan tempat perbelanjaan.di Inggris tetap lalu Lalu lalang, Sementara di Indonesia sendiri.orang orang meneriakkkan lockdown tampak menyadari dampak apa jika kebijakan itu dikeluarkan.China dan Korea menggunakan artificial intelligent dan big data untuk mementau aktifitas,kesehatan,memberikan anjuran.dan memberitahukan tempat tempat yang pernah disinggahi atau dilalui oleh penderita COVID-19 melalui smartphone yang dipakai warganya.

Negara yang kuat mengontrol warganya adalah konsepsi yang dekat dengan negara dalam haluan ideologi sosialis komunisme.Kita bisa melihat China dan Kuba.yang hanya ada satu partai yang berkuasa,negara bisa mengontrol semua tindakan warganya.
Di luar Kapitalis dan Komunis.COVID-19 mengajarkan hal lain.Negara Korea dan Taiwan menjadi contoh bagaimana negara mendorong kolaborasi hebat untuk menyingkirkan wabah.Korea menunjukan civil society kuat yang tidak saling mengkritik dan menyalahkan pemerintah melainkan melakukan segala kemampuan untuk melindungi warga dari virus.Lihat saja para pejabat di Korea memangkas gaji mereka,para artis menyumbang harta mereka untuk mengusir wabah.warga sadar dan melakukan rapid test.semua diatas itu dperlukan kerja sama  dan kesadaran diri antara warga dan pemerintah jika hanya salah satu yang bekerja itu percuma dan tidak cukup.

Dimanakah posisi negara kita NKRI? Menurut Arief Budiman kita sejatinya kapitalis tapi tidak mau mengakuinya.Lihat saja sector swasta berkembang pesat,kesenjangan yang besar antara si Kaya dan si Miskin.Kapitalis baik sebab membawa kita pada kesejahteraan.
Hari ini banyak orang teriak lockdown  dan darurat militer kita ingin kehidupan yang serba diatur oleh negara kesehatan,sandang,papa,bantuan social dan rumah.kita ingin kenikmatan negara sosialis komunis,tetapi ekonomi kapitalis.kita tidka di kanan maupun di kiri.
Kita di tengah pandemic sibuk berdebat siapa yang paling peduli rakyat,Presiden atau Gubernur,Pemerintah pusat atau daerah.prtokol dan focus kita kurang tegas dalam meghadapi pandemi.kita tidak menyatukan kekuatan.tidak saling menyemangati.seperti warga menolak makam korban virus didaerah mereka (padahal mereka cuma korban keganasan virus).mengusir petugas medis dari tempat tinggal,kos,daerahnya karena takut terpapar dan bahkan ada oknum oknum yang memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan dari wabah ini..berbeda dengan negara lain.di China mereka saling menyemangati petugas medis dan melempar bunga bunga kepada mereka,
Kita masih kurang kesadaran diri dan saling menyalahkan.
Terima kasih kepada pihak pihak yang mebantu dalam artikel ini

REFERENSI
http://www.timur-angin.com/2020/03/ideologi-kiri-kanan-yang-menyambut.
https://kaltimkece.id/rupa/kesehatan/pelajaran-penting-dari-negara-negara-yang-berhasil-dan-gagal-menghentikan-penyebaran-covid-19

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "Sosialis Kapitalis Dalam Menghadapi COVID-19"

Posting Komentar