Ditengah pandemik yang lagi
booming di Negara kita ini, pemerintah gencar mengkampanyekan untuk social
distancing, stay home, dan masih banyak lagi. Anjuran-anjuran itu tentunya yang
membuat kita harus mengubah pola kebiasaan kita sehari-hari. Misalnya, yang
biasanya kita kuliah tatap muka di kampus, sekarang menggunakan metode daring.
Biasanya kita bisa nongkrong kapan aja dan dimana aja, sekarang mulai dibatasi
karena diem-diem juga ada patroli.
Banyak banget keluhan terutama
dari anak muda perihal quarantine time yang akhirnya bosen mau ngapain. Padahal
kalo dipikir-pikir kita bisa kan mengerjakan pekerjaan rumah untuk membantu
orang tua. Disisi lain, ini kesempatan kita buat bisa memanjakan diri, lebih
banyak beribadah, dan sebagai ajang untuk evaluasi yang selama ini sering kita
abaikan. Mumpung banyak waktu senggang kita bisa memanfaatkan waktu untuk
mengekspresikan hobi kita yang selama ini harus kita tahan sebab rutinitas yang
padat. Misalnya baca buku, menulis, masak, nggambar, nyanyi, dan yang paling
relate dengan keadaan sekarang ya rebahan hehe.
Kita juga bisa merawat diri kita dengan rutin maskeran, luluran,
olahraga, dan makan-makanan yang bergizi. Tapi jangan lupa untuk tetap membagi
waktu ya, karena ini bukan liburan, jadi tugas-tugas kuliah juga harus tetap di
kerjakan.
Jadi sebenernya kita udah
melakukan banyak hal selama quarantine time ini. Tapi balik lagi ke hakekat
kita sebagai makhluk sosial. Kalo ga ketemu temen-temen, ga keluar sekedar
menyapa orang-orang di pinggir jalan, ga bisa sholat jamaah, seperti masih ada
yang kurang dari hidup kita. Apalagi jika situasi normal pasti kita juga bisa
melakukan banyak hal ketika bosen sama hal yang sedang dilakukan. Kalo sekarang
kan kita bosen juga tetap di dalam ruangan aja ya kan hehe.
Pokoknya semua serba sulit, proker
tertunda, para pekerja yang penghasilanya hanya cukup untuk sehari pun sedang
dilema, tenaga medis yang kian hari menipis, korban pandemik yang kian hari
terus bertambah, dosen yang sudah menyiapkan materi untuk pertemuan yang akan
datang, para petani dan buruh makanan yang harus tetap memproduksi bahan
pangan, hotel dan tempat wisata menjadi sepi, dan masih banyak lagi. Terlepas
dari ini semua, ada yang lebih penting dari segala harta, yaitu tentang
kemanusiaan. Jadi harapanya, di situasi yang seperti ini kita bisa berpikir lebih
kreatif lagi dengan rutinitas yang baru, saling bahu-membahu membantu sesuai
dengan kemampuan. Minimal kita punya rasa simpati sehingga bisa meluangkanya
dalam bentuk doa. Jangan lupa juga untuk melakukan tindakan pencegahan yang
sudah banyak di kampanyekan ya. Yasudah, Stay save ya kamu, eh kita hehe.
Good job za
BalasHapus